Manfaat sholat lima waktu
Sholat merupakan salah satu beban bagi semua mukmin. Sebuah amalan agung yang mempunyai peran krusial bagi keislaman seseorang. Sehingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengibaratkan sholat bagaikan asas pada suatu bangunan.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Islam dibentuk di atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada pujaan yang berhak dipuja bersama dengan tepat selain Allah dan Rasul Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan utusan Allah, menunaikan sholat...." HR Bukhri dan Muslim
Oleh sebab itu, tatkala muadzin mendengungkan adzan, kaum mukminin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala, bersuci, lantas berjajar rapi di belakang imam sholat para mukminin.
Lalu kaum mukminin masuk dalam dialog bersama dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sangat khusyu' menikmati sholat hingga imam menyampaikan salam. Dan usai sholat, tiap-tiap menuju pada aktifitasnya.
Muncul soal, apakah semua kaum mukminin sama dalam menikmati sholat ini? Apakah termasuk mencapai hasil yang rata?
Mesti dipahami bahwa semua amal shalih menimbulkan pengaruh bagus bagi pelaku-pelakunya. Pengaruh ini dapat semakin banyak sebanding bersama dengan keikhlasan dan keshohihan ibadah itu. Dan pernahkah kita bertanya, "apakah manfaat dari shalatku?" atau "sudahkah aku menuai faedah sholat?"
Imam Hasan al-Bashri sempat berkata: "Hai anak manusia. Shalat merupakan sesuatu yang dapat mencegahmu dari kesalahan dan kemungkaran. Jika shalat tidak membentengimu dari dosa dan keburukan, maka kenyataannya engkau belum shalat".
Dari nasihat beliau ini, kita dapat menyadari bahwa shalat yang dikerjakan secara lurus dapat menimbulkan efek baik bagi pelakunya. Dan pada tulisan ini, marilah kita mengkaji khasiat shalat. Lalu kita tanyakan kepada diri sendiri, sudahkah aku merasakan fungsi shalat?
1. Sholat Adalah Simbol Ketenangan
Shalat mengindikasikan ketentraman hati dan ketulusan hati para pelakunya. Tatkala menegakkan shalat fardhu atau sholat sunnah bersama dengan sesungguhnya, maka digapailah puncak kedamaian hati dan asal semua kesejukan jiwa.
Dahulu, orang-orang beriman menemukan ketenangan dan penawar berbagai persoalan ketika mereka lelap dalam kekhusyu'kan shalat. Diriwayatkan dari Imam Abu Dawud rahimahullah dalam Sunan-nya:
Suatu hari 'Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah pergi bersama ayahnya mengunjungi saudara mereka dari golongan Anshar. Lalu datanglah saat shalat. Dia pun memanggil pesuruhnya,"Wahai pesuruh, ambillah air wudhu! moga-moga bersama dengan shalat aku dapat rehat," kita pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: "Aku mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,'Berdirilah wahai Bilal, rehatkanlah kita bersama dengan shalat!'."
Hendaknya kita bercermin diri, apakah kedamaian seperti ini kita dapatkan dalam tahajud kita? Telah sungguh banyak ibadah yang kita kerjakan, akan tetapi sempatkah kita berfikir khasiat dari ibadah ini? Atau formalitas ibadah yang kita lakukan sehari-hari?
Suatu ketika salah satu tabi'in yang dipanggil Sa'id bin Musayib merintih sakit di matanya. Para temannya berbicara kepadanya: "seumpama engkau berhasrat berjalan-jalan melihat hijaunya Wadi 'Aqiq, niscaya dapat mengurangi keluhanmu," namun ia menjawab: "Lalu apa gunanya aku shalat 'Isya` dan Subuh?"
Seperti itulah, generasi terdahulu dari umat ini menjadikan doa shalat dhuha pada aktivitas mereka. Bagi mereka, shalat merupakan penyembuh atas segala problematika. Dengan jiwa mereka melaksanakan shalat, supaya jiwa merasakan kedamaian dan memperoleh kebahagiaan.
2. Shalat Adalah Cahaya
Ambillah sinar dari ibadah. Sadarilah, sinar shalat bukanlah sinar biasa. Dia sinar yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. [Dianugrahkan|Dikaruniakan|Diberikan} untuk mengarahkan manusia ke petunjuk yang benar, yaitu jalan ketaatan kepada Allah Rabul 'alamin.
Dalam suatu riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari teman akrab Abu Mlik al-'Asy'ari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "dan shalat itu merupakan cahaya".
Oleh sebab itu, marilah memeriksa diri kita, sudahkah sinar ini menyinari kehidupan kita? Dan sungguh amat gampang bila kita mau mengetahui apakah shalat telah mengahsilkan sinar bagi kita? Yaitu dapat lihat, apakah shalat membawa kepatuhan kepada Allah dan menyelamatkan kita dari dosa kepada-Nya?
Tatkala sudah, menunjukkan shalat itu telah menjadi asal sinar bagi aktivitas kita. Itulah sinar awal yang diperoleh seseorang di dunia. Dan nanti di akhirat, ia dapat menjadi sinar yang amat diinginkan, yang menjauhkannya dari seluruh kegelapan hingga menyeretnya\mengatarkannya kepada surga Allah Subhanahu wa Ta'ala .
3. Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian
Lalai merupakan penyakit gawat yang menyerang sejumlah manusia. Lalai mengantarkan seseorang pada aneka kekeliruan, apalagi menyebabkan seseorang tenggelam di dalamnya. Mereka dapat mengecap akibat dari keteledoran yang mereka lakukan di dunia serta di akhirat nanti. Sehingga kekeliruan merupakan penyumbat yang menyelimuti jiwa seseorang.
Jiwa yang tertutup keteledoran, menyebabkan kebaikan jadi sulit hingga padanya. Tetapi menunaikan shalat seperti bersama dengan syarat dan rukunnya, dan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allah dapat memerankan penyembuh paling ampuh dari kelalaian ini, mensucikan jiwa dari noda-nodanya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang memelihara shalat-shalat wajib, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang-orang yang lalai".
4. Shalat Sebagai Solusi Problematika Hidup
Telah menjadi prilaku alami seseorang ketika dia terserang musibah, dia dapat mengusut penyelesaian demi mengakhiri problemnya. Maka tidak ada jalan yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat.
Shalat merupakan penyelesaian terunggul saat menentang beraneka bentuk cobaan hidup. Sebab tidak ada cara yang lebih baik dalam merekatkan diri seseorang bersama dengan Tuhannya selain bersama dengan shalat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Keadaan paling lekat seorang hamba dengan Tuhannya yakni ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa". HR. Muslim
Inilah di pada Faedah shalat dhuhayang amat agung, mendekatkan hamba bersama dengan Dzat yang sungguh ia perlukan dalam menuntaskan problem hidupnya. Jadi, kita jangan melewatkan kesempatan permata ini.
Jangan hingga kita teledor di detik-detik ibadah kita. Jangan pula cepat-cepat dalam shalat kita, seperti tidak ada faedah padanya.
Shalat dapat menjadi jalan ajaib demi mendatangkan dukungan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pada kisah Nabi Yunus Alaihissallam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maka kecuali seumpama dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia dapat selalu tinggal di perut ikan itu hingga hari berbangkit". Ash-Shaft/37:143-144
Sahabat Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhu menafsirkan "banyak mengingat Allah", yaitu, beliau termasuk orang-orang yang menunaikan shalat.
Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu dulu mengisahkan tentang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Dahulu, jika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tertimpa suatu perkara, maka beliau mengerjakan shalat". HR. Abu Dawud
5. Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat dapat menghasilkan sinar yang menunjukkan pelakunya kepada kepatuhan. Berbarengan bersama dengan itu, maka shalat dapat menjauhkan pelakunya dari perbuatan jijik dan mungkar. Sebagaimana perihal ini difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Bacalah apa yang udah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu menghambat dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan memang mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah sadar apa yang kamu kerjakan. [al-'Ankabt/29:45].
"Tatkala|Saat|Ketika} menjelaskan ayat ini, Ibnu 'Abbas berkata, "Pada shalat terdapat larangan dan peringatan dari penyimpangan kepada Allah".
Komentar
Posting Komentar